Janji

Sunday, October 25, 2009

Apa yang dijanjikan oleh seorang teman, pada akhirnya gagal. Si Juragan memilih acara diselenggarakan di hotel. Uang yang diidamkan bisa untuk bekal lebaran, lenyap sudah. Janji ibu kepada ketiga anaknya, moksa dimakan mulut lebar si Juragan Perusahaan Sosial itu.

Si Teman hanya bisa berujar minta maaf. Binar mata menjadi luluhan air mata. Janji yang dibayangkan indah, kini menjadi sampah dan menyesakkan hati. Baunya tak jauh buruknya dari mulut berak si Juragan.

Dikatupkan mulut si Ragil. Dibelainya rambut si Dimas dan di kecupnya kening si Anggi. Dalam pulas tidur mereka, Apri berbenah pakaian kering, dilipat, dirapikan dan ditepikan dimeja kecil. Mencoba untuk berbaring ditempat tidur, Apri mencari sisa tempat yang termakan oleh ketiga tubuh anaknya yang pulas mendengkur lirih. kepala berbantalkan lengan tangan, tubuh berselimutkan kain tipis. Apri mencoba untuk memejamkan matanya. Mencoba untuk melepaskan sesak hati sedari pagi tadi. Melepaskan bayangan lebaran yang menyesakkan.

Janji yang terbatalkan itu tidak segera lepas dari lamunannya. Janji kepada ketiga anaknya. Janji untuk membelikan pakaian baru dan selop dengan warna lucu pilihan anak-anaknya. Lampu 5 watt bertutur kepada nyamuk deritanya sehabis gelap. Dan cicak merangkak menjauh jebakan tikus, lalu bersembunyi dan melahap separuh akhir tubuh nyamuk. Dan Apri, meremas hati dan meluluhkan air mata.

Dan ditempat tidur lain. Berbaring tubuh gempal dengan istri telanjang dipelukkannya. Semalaman mereka bercinta membabibuta. Mulai dari gaya babi sampai dengan anjing kencing mereka lakukan demi satu tujuan lepas dari klimaks durasi 5 menitan. Si istri nampak muram mukanya. Di elap lendir yang salah sasaran. Dibenahi kutangnya dan dipalingkan tubuhnya membelakangi si suami. "Lagi-lagi 5 menitan, itu aja aku belum!" gerutu si istri.

Si Suami melihat ke arah alat kejatanannya yang benar-benar terkulai. Tidak ada kesan kejatanan yang nampak dan bisa dibuktikan ke istrinya selama 3 tahun pernikahan mereka. Berbagai usaha dilakukan oleh si suami. Mulai dari rutin berolah raga sampai dengan pelampiasan amarah di kantor hanya untuk si istri seorang.

Ditempat tidur lain, seorang teman Apri, nampak gelisah. Berkali-kali jari-jarinya menari diatas keypad telpon genggamnya. Muka masam masih mendarahdaging di wajahnya. Amarah dan rasa malu belum juga mereda sedari siang tadi.

Telpon dari si juragan mengubah hari-harinya. Janjinya kepada si Apri untuk memberikan pekerjaan masak, terpaksa harus dibatalkan karena si juragan minta acara diadakan di hotel. Si teman Apri sekali lagi berteriak dalam hati. Sumpahinya si Juragan berkali-kali.

"Lo Gak ada waktu rapat panitia, kenapa lo juga yang bikin keputusan goblok!".
"Katanya Manager, manage kelamin aja gak becus, mau manage orang lain!" "Kalo mau bikin keputusan itu ya lihat kondisi dooonggg!!!"
"Gue sumpahin lo...... Mampus!"

Dan diluar sana, diredupnya lampu kota dan desing bising motor-motor pemuda tanpa masa depan. Berbaring ketiga orang itu dalam dekapan amarahnya masing-masing.

3 comments:

Xitalho said...

Janji untuk tidak pertamax(dance)

Xitalho said...

Merpati tak pernah ingkar janji... Garuda? Mbuh.. Lion? Mbuh... Wedhus? Mbuh ... Badak? Malahan semakin uembuh.... Hahahaha...

rudis said...

Sekarang ini orang buat janji sangat mudah sekali pada hal janji itu adalah hutang yang suatu saat akan diminta

Post a Comment

 

Copyright © 2011 Mixx Blogger Template - Blogger Templates by www.bloggerreflex.com

Sponsored by: trucks.reviewitonline.net | suv.reviewitonline.net | www.ticketmasternetwork.com